Pencegatan
Demi Kedaulatan
Saat
itu pagi yang sangat cerah,burung2 berkicau diantara pohon satu
dengan lainnya. Terdengar juga sayupan kendaraan berlalu lalang.
Jalanan seperti lautan kendaraan yang bergelombang2 diimbangi dengan
suara kowar2 knalpot sepeda motor anak pelajar.
Pagi
itu seperti biasanya,aku duduk santai dengan kaki selanjar dan rileks
sambl memandangi burung2 yang terbang beramai ramai. Sebelumnya
setelah subuh aku dan kawan2ku lari pagi terdahulu untuk menjaga
kebugaran tubuh. Sambil santai aku berbincang2 dahulu pada kapten
bayu “selamat pagi kapten!” kataku “pagi juga kapten!”
balasnya. Lalu aku duduk disebelahnya,kami berbincang2 dengan akrab.
Saat
waktu menunjukan pukul 07:00,speaker menara berbunyi. Kami bergegas
menuju lapangan untuk apel pagi. Sang saka merah putih berkibar
dengan gagahnya. Saat apel selesai aku menuju hanggar untuk mengecek
kondisi pesawat yang akan kugunakan untuk patroli. Keadaan pesawat
baik sekali mulai dari kokpit hingga ekor. Pesawat yang kugunakan
adalah jenis Sukhoi-30 buatan Rusia,sudah 3 bulan lalu aku
gunakan,pesawat ini kuberi nama “Rajawali” dengan nomor ekor
RH2803.Saat mengecek dari uar kudengar suara keras “siapa di
dalam?!” seketika aku kaget langsung mataku tertuju pada suara itu.
Ternyata Kapten Bayu,dia adalah teman akrabku kami selalu melakukan
patroli bersama tergantung situasi dan kondisi. Lalu aku menjawab
“saya Kapten Rizal!”. “Sedang apa kau?” tanyanya, lalu
kujawab “sedang mengecek kondisi pesawat,”
#
SAAT-SAAT GENTING #
Tiba2
sirene berbunyi,nguing…nguing…nguing…dengan sigap aku dan Bayu
menuju sumber suara itu. Ternyata dari menara ATC,aku lalu bertanya
pada komandan ATC “Ada apa pak?!” kataku, “lihat arah jam 1 ada
2 benda asing tak dikenal dengan cepat menuju kea rah kota!”
jawabnya. Lalu komandan ATC menunjuk kita untuk melakukan pencegatan.
Kami langsung berlari menuju kamar ganti untuk memakai perlengkapan
penerbangan. Pesawat yang kami akan gunakan adalah Sukhoi-30MKI yang
habis aku cek tadi. Sedangkan Bayu menggunakan Sukhoi-27FLANKER. Kami
masing2 dicanteli 2 rudal R-37 terpasang di sudut kanan kiri
sayap,serta 500 butir peluru caliber 20mm di sisi kokpit.
Lalu
kami diberi aba2 take off. Kunyalakan mesin dan radar langsung ku
pacu ke kecepatan full. Kami akhirnya sudah mengangkasa,Bayu
kupanggil dengan sandi ALPHA-1 / ALPHA-2. Menara ATC member tahu
bahwa musuh berada di arah utara. Kutemukan sasaran di radarku. Lalu
kudekati agar bias melakukan kontak visual. Ternyata 2 F-18
Hornet(dalam cerita kusebut “Hornet”),di bawah sayapnya
terpampang jelas 6 bom dan 2 rudal saat ku buntuti dari belakang.
Anehnya pesawat itu tak melakukan maneuver apapun. Tiba Hornet di
belakangku me lock-on pesawatku. Pesawat Bayu ebih menguntungkan,jika
akan dogfight Bayu bisa melancarkan bantuan untuk menghindari lock-on
rudal. Pesawatku lalu kubelokkan 90º tetapi si Hornet tadi
mengikutiku terus,ibarat “mbelek lencung kepidak ban mobil”.
Hornet yang mengikutiu tadi meluncurkan rudalnya,langsung kukeluarkan
Flare agar rudal tak mengenai pesawatku. Bayu lalu melakukan dogfight
pada hornet yang mengejarku. Rentetan demi rentetan tumpah dari laras
kanon 20mm,tetapi tak mengenai sasaran. Sementara di belakang Bayu
dikejar oleh Hornet kedua. Pertarungan sengit pun terjadi, Kapten
Bayu melakukan maneuver tajam 180º ke atas. Tapi sayang rudal musuh
mengenai pesawat Bayu,ia pun melontarkan kursinya dan jatuh dengan
lembut ke tanah.
Tinggal
aku sendiri berhadapan dengan 2 Hornet itu,aku pun melakukan maneuver
Cobra,sehingga aku menjadi di belakang Hornet kedua. Dengan siap
kulock-on Hornet di depanku dan kutembakan rudal dan boooom..!!
sekitar jarak 20 meter Hornet itu meledak dan hancur
berkeping-keping. “sasaran menuju arah kota!” kataku pada
komandan ATC. Komandan ATC memerintahkan ARHANUD(Artileri Pertahanan
Udara) untuk mengerahkan rudal SAM kea rah Hornet tadi. Si Hornet
itupun melesat ke kota,berkali-kali ku lock-on tapi selalu gagal “ini
tugasku untuk negaraku sesulit apapun akan kulakukan! Lebih baik
pulang nama daripada gagal di medan laga!” gumamku dalam hati.
Pesawat Hornet itupun menembaki gedung2 dengan senjatanya,juga
menjatuhkan bom kea rah objek2 vital masyarakat. Ku tembaki dengan
kanon 20mm ku tanpa kuduga ternyata terkena di kokpitnya. Mungkin ini
namanya bejo. Kopit itu benar2 hancur kulihat sepintas kepala pilot
itu bermandikan darah dan hamper putus. Lalu aku melapor pada
komandan ATC bahwa sasaran telah hancur dan misi selesai. Komandan
ATC menjawab “Selamat Kapten!”.
#
AKHIR CERITA #
Kudaratkan
pesawtku di landasan,akupun disambut oleh para penghuni landasan.
Saat kuturuni pesawat kulihat Kapten Bayu member tepuk tangan padaku
setelah misi ini,kami pun berjabat tangan enuh arti. Sementara objek2
vital yang hancur terkena bom yaitu
Jembatan,Jalanan,Stasiun,Gedung,Halte. Segera personil tentara
mendatangi area itu. Hornet pun sudah hancur di tanah.
SEKIAN
Rizal
Hidayat, Yogyakarta 18 Oktober 2012
Kenapa Ҩȃǩ ngelakuin pugachev cobra gan??
BalasHapusSaran saya, Setidaknya beri sedikit penjelasan tentang manuver kobra agar pembaca yg awam bisa tau. Respect! Untuk cerpennya.
BalasHapus