Senin, 19 November 2012

CERPEN MILITER


Pencegatan Demi Kedaulatan

Saat itu pagi yang sangat cerah,burung2 berkicau diantara pohon satu dengan lainnya. Terdengar juga sayupan kendaraan berlalu lalang. Jalanan seperti lautan kendaraan yang bergelombang2 diimbangi dengan suara kowar2 knalpot sepeda motor anak pelajar.
Pagi itu seperti biasanya,aku duduk santai dengan kaki selanjar dan rileks sambl memandangi burung2 yang terbang beramai ramai. Sebelumnya setelah subuh aku dan kawan2ku lari pagi terdahulu untuk menjaga kebugaran tubuh. Sambil santai aku berbincang2 dahulu pada kapten bayu “selamat pagi kapten!” kataku “pagi juga kapten!” balasnya. Lalu aku duduk disebelahnya,kami berbincang2 dengan akrab.
Saat waktu menunjukan pukul 07:00,speaker menara berbunyi. Kami bergegas menuju lapangan untuk apel pagi. Sang saka merah putih berkibar dengan gagahnya. Saat apel selesai aku menuju hanggar untuk mengecek kondisi pesawat yang akan kugunakan untuk patroli. Keadaan pesawat baik sekali mulai dari kokpit hingga ekor. Pesawat yang kugunakan adalah jenis Sukhoi-30 buatan Rusia,sudah 3 bulan lalu aku gunakan,pesawat ini kuberi nama “Rajawali” dengan nomor ekor RH2803.Saat mengecek dari uar kudengar suara keras “siapa di dalam?!” seketika aku kaget langsung mataku tertuju pada suara itu. Ternyata Kapten Bayu,dia adalah teman akrabku kami selalu melakukan patroli bersama tergantung situasi dan kondisi. Lalu aku menjawab “saya Kapten Rizal!”. “Sedang apa kau?” tanyanya, lalu kujawab “sedang mengecek kondisi pesawat,”
# SAAT-SAAT GENTING #
Tiba2 sirene berbunyi,nguing…nguing…nguing…dengan sigap aku dan Bayu menuju sumber suara itu. Ternyata dari menara ATC,aku lalu bertanya pada komandan ATC “Ada apa pak?!” kataku, “lihat arah jam 1 ada 2 benda asing tak dikenal dengan cepat menuju kea rah kota!” jawabnya. Lalu komandan ATC menunjuk kita untuk melakukan pencegatan. Kami langsung berlari menuju kamar ganti untuk memakai perlengkapan penerbangan. Pesawat yang kami akan gunakan adalah Sukhoi-30MKI yang habis aku cek tadi. Sedangkan Bayu menggunakan Sukhoi-27FLANKER. Kami masing2 dicanteli 2 rudal R-37 terpasang di sudut kanan kiri sayap,serta 500 butir peluru caliber 20mm di sisi kokpit.
Lalu kami diberi aba2 take off. Kunyalakan mesin dan radar langsung ku pacu ke kecepatan full. Kami akhirnya sudah mengangkasa,Bayu kupanggil dengan sandi ALPHA-1 / ALPHA-2. Menara ATC member tahu bahwa musuh berada di arah utara. Kutemukan sasaran di radarku. Lalu kudekati agar bias melakukan kontak visual. Ternyata 2 F-18 Hornet(dalam cerita kusebut “Hornet”),di bawah sayapnya terpampang jelas 6 bom dan 2 rudal saat ku buntuti dari belakang. Anehnya pesawat itu tak melakukan maneuver apapun. Tiba Hornet di belakangku me lock-on pesawatku. Pesawat Bayu ebih menguntungkan,jika akan dogfight Bayu bisa melancarkan bantuan untuk menghindari lock-on rudal. Pesawatku lalu kubelokkan 90º tetapi si Hornet tadi mengikutiku terus,ibarat “mbelek lencung kepidak ban mobil”. Hornet yang mengikutiu tadi meluncurkan rudalnya,langsung kukeluarkan Flare agar rudal tak mengenai pesawatku. Bayu lalu melakukan dogfight pada hornet yang mengejarku. Rentetan demi rentetan tumpah dari laras kanon 20mm,tetapi tak mengenai sasaran. Sementara di belakang Bayu dikejar oleh Hornet kedua. Pertarungan sengit pun terjadi, Kapten Bayu melakukan maneuver tajam 180º ke atas. Tapi sayang rudal musuh mengenai pesawat Bayu,ia pun melontarkan kursinya dan jatuh dengan lembut ke tanah.
Tinggal aku sendiri berhadapan dengan 2 Hornet itu,aku pun melakukan maneuver Cobra,sehingga aku menjadi di belakang Hornet kedua. Dengan siap kulock-on Hornet di depanku dan kutembakan rudal dan boooom..!! sekitar jarak 20 meter Hornet itu meledak dan hancur berkeping-keping. “sasaran menuju arah kota!” kataku pada komandan ATC. Komandan ATC memerintahkan ARHANUD(Artileri Pertahanan Udara) untuk mengerahkan rudal SAM kea rah Hornet tadi. Si Hornet itupun melesat ke kota,berkali-kali ku lock-on tapi selalu gagal “ini tugasku untuk negaraku sesulit apapun akan kulakukan! Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan laga!” gumamku dalam hati. Pesawat Hornet itupun menembaki gedung2 dengan senjatanya,juga menjatuhkan bom kea rah objek2 vital masyarakat. Ku tembaki dengan kanon 20mm ku tanpa kuduga ternyata terkena di kokpitnya. Mungkin ini namanya bejo. Kopit itu benar2 hancur kulihat sepintas kepala pilot itu bermandikan darah dan hamper putus. Lalu aku melapor pada komandan ATC bahwa sasaran telah hancur dan misi selesai. Komandan ATC menjawab “Selamat Kapten!”.
# AKHIR CERITA #
Kudaratkan pesawtku di landasan,akupun disambut oleh para penghuni landasan. Saat kuturuni pesawat kulihat Kapten Bayu member tepuk tangan padaku setelah misi ini,kami pun berjabat tangan enuh arti. Sementara objek2 vital yang hancur terkena bom yaitu Jembatan,Jalanan,Stasiun,Gedung,Halte. Segera personil tentara mendatangi area itu. Hornet pun sudah hancur di tanah.
SEKIAN
Rizal Hidayat, Yogyakarta 18 Oktober 2012